PARANGMAYA – Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Kabupaten Ende, Yulianus A. Laga Pasa melaporkan banjir yang menerjang Kecamatan Lio Timur telah memakan korban sebanyak satu orang. Warga yang meninggal dunia itu berasal dari desa Nualima.
BPBD menyatakan, bahwa kabupaten Ende-NTT diguyur hujan lebat sejak tanggal 1 Agustus 2021, pukul 03:00 WITA. Saat ini, pihaknya sedang berada di lokasi, dan melakukan upaya evakuasi, kepada para warga yang terdampak banjir.
“Saat ini kami sedang menuju lokasi kejadian untuk meninjau langsung dan melakukan upaya evakuasi korban,” ungkapnya, sebagaimana dilansir dari situs resmi bnpb.go.id, pada Selasa, tanggal 3 Agustus 2021.
Parahnya, tak hanya banjir, ternyata tanah longsor juga menerjang dua wilayah di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Titik longsoran berada di Desa Koanara dan Desa Detune.
Tanah longsor itu, mengakibatkan kerusakan berat dua unit rumah, satu rusak sedang dan satu sekolah. Tercatat tiga ruang kelas di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 7 Ende, rusak berat tertimpa longsor. Material longsor juga melanda lahan pertanian dan saluran air.
Yulianus menjelaskan, bahwa saat ini warga terdampak longsor, telah mengungsi ke rumah kerabat keluarga. Sedangkan BPBD setempat telah menyalurkan bantuan logistik.
“Kami juga telah memberikan bantuan logistik, seperti beras, minyak, susu, tikar dan paket tempat makan kepada warga terdampak,” tambahnya.
Bupati Kabupaten Ende bersama dengan satuan tugas (satgas) gabungan, akan melakukan peninjauan lokasi terdampak tanah longsor serta kaji cepat. BPBD setempat juga membangun tenda pleton di SMK 7 Ende, untuk mengantisipasi apabila kegiatan belajar mengajar diijinkan oleh pemerintah daerah setempat.
Pasca peristiwa ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengamati, bahwa hari ini dan besok, cuaca di Kabupaten Ende berawan dan cerah berawan.
Analisis inaRISK mencatat, bahwa Kabupaten Ende memiliki potensi bahaya tanah longsor, dan banjir dengan tingkat sedang hingga tinggi. Sedangkan wilayah terdampak sebanyak 20 kecamatan, berpotensi bahaya tanah longsor, dan delapan berpotensi banjir.
BNPB mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah berpotensi banjir, dan tanah longsor dapat meningkatkan kewaspadaan, dan kesiapsiagaan. Antara lain dengan membersihkan saluran, atau daerah resapan air, dan melakukan penanaman atau penghijauan lahan dengan berbagai tanaman vegetasi.
Selanjutnya masyarakat dan perangkat daerah setempat, diajurkan membuat rencana evakuasi, serta sistem peringatan dini sederhana. Hal ini untuk langkah mitigasi dan pencegahan dalam menghadapi dampak potensi bahaya banjir dan tanah longsor.***
Sumber : BNPB