PARANGMAYA – BPBD Kabupaten Sintang, mencatat sebanyak 2 orang tewas, 24.522 KK atau 87.496 jiwa terdampak banjir. Sedangkan 21.000 unit rumah, sarana tempat ibadah, dan 5 unit jembatan juga mengalami dampak serupa.
Keterangan tersebut dilaporkan, oleh Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB), pada 4 November 2021, pukul 18.55 WIB. Pihak BPBD setempat masih terus melakukan pendataan, di lapangan terkait korban meninggal dunia maupun luka-luka lainnya.
Kedua orang yang meninggal dunia tersebut, ditemukan di Kecamatan Tempunak dan satu lainnya di Kecamatan Binjai.
Hujan dengan intensitas tinggi, telah mengguyur kabupaten tersebut, sejak dua pekan terakhir yaitu sejak hari Kamis (21/10), pukul 10.00 WIB, dengan tinggi muka air sekitar 300 sentimeter.
12 kecamatan masih terendam banjir hingga saat ini. Kecamatan itu antara lain: (1) Kayan Hulu, (2) Kayan Hilir (3) Binjai Hulu (4) Sintang (5) Sepauk (6) Tempunak (7) Ketungau Hilir (8) Dedai (9) Serawai (10) Ambalau, (11)Sei Tebelian (12) Kelam Permai, sebagaimana dilansir dari bnpb.go.id pada tanggal 5 Novenber 2021.
BPBD setempat, juga mengumumkan bahwa jalan lintas provinsi – kabupaten, masih tidak bisa dilewati kendaraan. karena ruas jalan masih digenangi banjir, dan akses listrik dan komunikasi masih terkendala.
Pemerintah Kabupaten Sintang, sudah menetapkan status tanggap darurat banjir, mulai 19 Oktober hingga 16 November 2021.
InaRISK, mencatat bahwa kabupaten Sintang, berpotensi mengalami,risiko banjir sedang hingga tinggi. Kejadian banjir ini merupakan fenomena berulang apabila tidak ditindaklanjuti dengan pengelolaan risiko secara baik.
BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah setempat untuk dapat menyiapkan program jangka pendek hingga jangka panjang, seperti pembersihan saluran air hingga tata kelola air wilayah. Hal ini sebagai upaya pencegahan bahaya bencana hidrometeorologi basah, antara lain banjir, banjir bandang, tanah longor atau angin kencang.***
Sumber : BNPB