Kapal TNI AL Beserta Tim Gabungan Menuju ke Pulau Sembilan

Kapal TNI AL Beserta Tim Gabungan Menuju ke Pulau Sembilan

PARANGMAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan melaporkan 4 warga tewas, 32 unit rumah rusak dan 125 warga, mengungsi di Kantor Desa Maradapan. Korban jiwa dan kerusakan itu, merupakan dampak dari pergerakan tanah, di Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Keempat korban yang meninggal ditemukan pada Senin (29/11/2021). Mereka semua berstatus sebagai warga dari Desa Maradapan.

BPBD setempat menerangkan bahwa fenomena pergerakan tanah itu, terjadi setelah hujan intensitas tinggi, mengguyur wilayah tersebut.

Pihaknya mengupayakan percepatan penanganan dalam musibah tersebut. Pihaknya bersama unsur TNI, Polri, Basarnas, Tagana, lintas instansi terkait, media dan relawan sudah menuju lokasi kejadian, menggunakan kapal milik TNI AL dari Lanal Kotabaru.

Tim gabungan tersebut, membawa bantuan logistik dan peralatan yang dibutuhkan untuk kaji cepat. Dan peralatan pendataan, evakuasi dan penanganan lebih lanjut, sebagaimana dilansir dari situs bnpb.go.id pada Rabu, tanggal 1 Desember 2021.

Sedangkan kendala yang dihadapi dilapangan antara lain: (1) Keterbatas sinyal telekomunikasi (2) Jarak tempuh yang panjang, karena akses untuk menuju lokasi hanya dapat ditempuh melalui transportasi air dengan memakan waktu kurang lebih 7 sampai 13 jam.

Baca juga:  Pagi Ini 22 September Australia Diguncang Gempabumi Berkekuatan Magnitudo 6.0

Upaya percepatan penanganan bencana tersebut merupakan wujud dari apa yang menjadi komitmen dan arahan dari Kepala BNPB.

“Keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi,” ucap Suharyanto selaku Kepala BNPB

Pihak BPBD mengimbau kepada warga terdampak, untuk tidak kembali ke rumah masing-masing terlebih dahulu. Karena mempertimbangkan kawasan tersebut, masih berpotensi terjadi pergerakan tanah susulan.

Hal ini semakin dikuatkan, oleh informasi prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, bahwa hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan dan sekitarnya.***

Sumber : BNPB

Related Post