YouTube_Indy Stories_Rocky GerungYouTube_Indy Stories_Rocky Gerung

YouTube_Indy Stories_Rocky GerungYouTube_Indy Stories_Rocky Gerung

PARANGMAYA – Pengamat Politik, Rocky Gerung menyimpulkan, bahwa “kepemimpinan di Laut China Selatan akan pindah ke Prabowo bila terjadi eskalasi perang,”katanya.

Dia menyimpulkan hal tersebut pada Senin, tanggal 20 September 2021 melalui kanal YouTube Rocky Gerung Official. Kesimpulan ini tentunya tidak sekonyong-konyong. Dia memaparkan dengan beberapa ikatan variabel, dan terkait dengan isu laut China Selatan seperti : pembentukan Pakta oleh Amerika, Sinyal yang lemah dari Istana seputar isu tersebut. Bahkan, lemahnya isu geopolitik didalam negeripun ikut didalam variabelnya.

Rocky mengawali uraiannya dengan pemetaan singkat, tentang lemahnya sinyal dari para pejabat Istana, saat menghadapi memanasnya eskalasi di Laut China Selatan. Menurutnya, seharusnya Menkopolhukan, Mahfud MD yang memberikan sinyal tersebut.

“Pak Mahfud MD sendiri, sebagai Menkopolhukan sendiri gak ngomong. Dia hanya nyindir-nyindir kasus kecil doang. Padahal justru, dia (Mahfud MD) harus datang dengan analisis, tentang potensi perang terbuka di laut China Selatan, tapi itu tidak datang (tidak muncul analisis tersebut),”ungkapnya.

Rocky menilai bahwa diamnya Menkopolhukan, menunjukkan “tidak ada tim di Istana yang membahas soal ini (sikap Indonesia terhadap potensi perang terbuka di Laut China Selatan),”katanya.

Baca juga:  Fadli Zon Kuliti Kepres No 2/2022 yang Mengaitkan Serangan Umum 1 Maret 1949 Tanpa Sebut PDRI dan Hilangkan Nama Soeharto

Konyolnya, justru pebahasan isu dalam negeri, tidak terkait dengan eskalasi global di Laut China Selatan. Karena isu dalam negeri didominasi oleh bahasan tentang “Talibaniusme dan Radikalisme” katanya. Padahal,”Amerika sudah meningalkan Afganistan dan bersiap mengalihkan kekuatannya di kawasan. Amerika, Inggris dan Australia sudah membuat pakta bersama, untuk bersiap menghadapi China di Laut China Selatan,” bebernya.

Rocky juga mengail perspektif publik dunia, yang menunggu sikap dari pemimpin RI, “Indonesia ada dipihak mana?,” ungkapnya.

Eskalasi Laut China Selatan yang terus meningkat, dan berpotensi berubah menjadi perang terbuka, sedangkan Indonesia belum terlihat bersiap untuk menghadapinya, akhirnya berujung pada munculnya “Prabowo yang memberikan sinyal kesiapan tersebut,”jelasnya.

“Ketika dunia menunggu sikap Indonesia, akhirnya Pak Prabowo yang memberikan paparan, bahwa Indonesia radak-radak aman karena punya fregat, untuk mencegah ekspansi China Selatan, walaupun itu soal kecil doang, karena ini menyangkut armada militer laut yang masif, yang skalanya gak bisa dengan satu atau dua skuadron saja,”bebernya.

Rocky menggarisbawahi bahwa, eskalasi yang makin memanas, di Laut China Selatan akan berpotensi mengubah perang dagang, menjadi perang terbuka. Sedangkan “Sinyal satu-satunya datang dari Prabowo, yang memasang armada fregat, dan kesannya untuk mencegah ekspansi kapal-kapal China di Pesisir Indonesia,” terangnya.***

Baca juga:  Terkini ! 4 Halte Transjakarta Akan Ditutup, Ini Penjelasan dan Solusinya

 

Sumber : YouTube Rocky Gerung Official

 

Related Post