Pixabay_Ilustrasi Bencana

Pixabay_Ilustrasi Bencana

PARANGMAYA – Peristiwa gempabumi lepas pantai Aleutian adalah paling kuat di AS dalam setengah abad terakhir. Wilayah sekitarnya cukup beruntung, karena sebagian besar penduduk Alaska  tidak terluka. Pasalnya, lokasi dan kedalaman pusat gempa yang terpencil, kata para pejabat berwenang setempat.

Gempa berkekuatan 8,2 Chignik, tercatat pada pukul 22:15 waktu setempat pada Rabu (06:15 GMT Kamis) di lepas pantai Aleutian, adalah yang terkuat di Amerika Serikat. Gempa yang paling kuat berkekuatan magnitudo 8,7 pernah terjadi di Kepulauan Aleutian barat pada tahun 1965.

Sejauh ini belum ada laporan tentang cedera atau kerusakan properti. Beberapa komunitas pesisir Alaska dievakuasi setelah gempa. Di antara mereka adalah Seward di Semenanjung Kenai, selatan Anchorage. Lokasi tersebut sempat memicu nyala bunyi sirene, dan penduduk disuruh pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Penduduk komunitas yang terkena dampak mengatakan, bahwa mereka masih menilai terlebih dahulu dampak setelah evakuasi pada malam kejadian, saat mereka ke tempat yang lebih tinggi.

“Barang-barang jatuh dan semuanya,” kata Alec Phillips dari Desa Asli Perryville, pemerintah suku di komunitas yang paling dekat dengan gempa. “Aku cukup yakin ada beberapa kerusakan di sekitar, tapi kami belum memeriksanya,” katanya, sebagaimana dilansir dari Reuters pada Jumat, tanggal 30 Juli 2021.

Baca juga:  121 Juta Dolar Berhasil Diraup Oleh Film James Bond Terbaru 'No Time to Die' Hanya dalam Sepekan

Pada catatan Geologi AS (USGS) mengatakan, bahwa gempa berada pada kedalaman 20 mil (32 km). Itu melanda sekitar 65 mil (105 km) tenggara Perryville, sekitar 500 mil (800 km) dari Anchorage, kota terbesar Alaska.

Gempa hari Rabu tersebut memicu peringatan tsunami, dan evakuasi di beberapa komunitas pesisir Alaska. Peringatan itu kemudian dicabut.

Di Alaska, gelombang tsunami kecil berukuran di bawah satu kaki (30 cm) di atas permukaan air pasang diamati di Sand Point, Old Harbor, King Cove, Kodiak, Unalaska dan Alitak Bay, menurut Pusat Peringatan Tsunami Nasional AS (NTWC).

“Bahkan jika Anda berada tepat di atas gempa, Anda masih berada 30 kilometer darinya karena sangat dalam,” kata Holtkamp, ​​yang bekerja untuk Alaska Earthquake Center di University of Alaska Fairbanks.

Gempa tersebut menguncang di sepanjang zona subduksi, adalah pergerakan lempeng Pasifik yang menukik ke bawah lempeng Amerika Utara, kata Holtkamp. Bagian tertentu dari zona subduksi, yang disebut megathrust Aleutian, adalah titik panas seismik, dengan ribuan gempa bumi setiap tahun, menurut Alaska Earthquake Center.

Baca juga:  2 Negara Bergabung dengan AS untuk Jatuhkan Sanksi Kepada China, Soal Pelanggaran HAM atas Muslim Uyghur

Holtkamp mengatakan gempa hari Rabu kemungkinan terkait dengan gempa kuat lainnya di daerah yang sama hampir persis setahun yang lalu, Gempa 7,6 Magnitudo Pulau Simeonof pada 21 Juli 2020, yang melanda sekitar 45 mil (72 km) jauhnya.

Gempa itu tampaknya telah membantu mengatur gempa hari Rabu, kata Holtkamp, ​​sebuah fenomena khas ketika sebuah peristiwa besar menyerang zona patahan atau subduksi besar, katanya.

“Ketika itu terjadi di sebelah area yang masih terkunci, itu meningkatkan tekanan di area yang berdekatan,” katanya. “Itu membuat lebih mungkin bahwa sesuatu akan terjadi berdekatan.”ungkapnya.

Di Sand Point, yang juga dievakuasi pada Rabu malam, pemeriksaan pagi menunjukkan, bahwa tidak ada kerusakan jalan, pelabuhan atau dermaga, kata Jordan Keeler, administrator komunitas sekitar 1.300 orang.

Menurut USGS, gempa tersebut diikuti oleh lebih dari 25 gempa susulan di wilayah tersebut, dengan dua gempa berkekuatan sekitar 6,0.

Gempa itu adalah yang terbesar ketujuh dalam sejarah AS, terkait dengan gempa Alaska lainnya dari tahun 1938, menurut data USGS.***

Baca juga:  Eskalasi Ukraina Memanas, World Bank Mengevakuasi Stafnya

 

Sumber : Reuters

Related Post