PARANGMAYA – Amerika Serikat dan Uni Eropa telah sepakat untuk mengurangi emisi gas metana, yang berakibat pada naiknya suhu planet bumi. Perubahan iklim ini dialami, sekitar sepertiga dekade ini. Sehingga mendorong ekonomi besar, untuk bergabung dengan mereka.
Mereka akan datang ketika Washington dan Brussels, mengusahakan untuk menggembleng sektor ekonomi utama. Sebelum digelarnya pertemuan puncak dunia, untuk mengatasi perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia, pada bulan November. Sehingga mampu memiliki dampak signifikan pada industri energi, pertanian, dan limbah yang bertanggung jawab atas sebagian besar metana. emisi.
Gas metana rumah kaca, menjadi penyebab terbesar perubahan iklim setelah karbon dioksida (CO2). Penghasil karbon dioksida tersebut akan diawasi lebih ketat. Hingga saat ini, pemerintah mencari solusi untuk membatasi pemanasan global, hingga 1,5 derajat. Seperti yang tertera pada tujuan kesepakatan iklim Paris.
Amerika Serikat dan Uni Eropa akhir pekan ini, akan membuat janji bersama untuk mengurangi emisi metana yang disebabkan manusia setidaknya 30% pada tahun 2030, dibandingkan dengan tingkat tahun 2020.
“Masa hidup metana yang singkat di atmosfer berarti bahwa mengambil tindakan sekarang dapat dengan cepat mengurangi laju pemanasan global,” kata rancangan tersebut, sebagaimana dilansir dari Reuters pada Selasa, tanggal 14 September 2021.
Sebuah dokumen terpisah mencantumkan lebih dari dua lusin negara, yang akan ditargetkan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk bergabung dengan janji tersebut. Mereka termasuk penghasil emisi utama seperti China, Rusia, India, Brasil dan Arab Saudi, serta yang lainnya termasuk Norwegia, Qatar, Inggris, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.