PARANGAMAYA – Pemerintahan AS dibawah kepemimpinan Joe Biden, telah melarang impor bahan panel surya utama, dari Hoshine Silicon Industry Co (603260.SS) yang berbasis di China, atas tuduhan kerja paksa.
Amerika Serikat melalui Departemen Perdagangan AS, secara terpisah menyatakan membatasi Impor dari Hoshine. larangan tersebut juga diberlakukan kepada perusahaan China lainnya yaitu paramiliter Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC). Karena perusahaan tersebut terlibat praktek kerja paksa, terhadap orang Uyghur dan kelompok minoritas Muslim lainnya di Xinjiang.
AS juga menambahkan tiga perusahaan ke daftar hitam antara lain (1) Xinjiang Daqo New Energy Co, sebuah unit dari Daqo New Energy Corp (DQ.N) (2) Xinjiang East Hope Nonferrous Metals Co, anak perusahaan dari raksasa manufaktur East Hope Group yang berbasis di Shanghai (3) Xinjiang GCL New Energy Material Co, bagian dari GCL New Energy Holdings Ltd (0451.HK) .
Departemen Perdagangan AS menyatakan bahwa perusahaan dan XPCC telah terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran dalam pelaksanaan kampanye penindasan China, penahanan sewenang-wenang massal, kerja paksa dan pengawasan teknologi tinggi terhadap Uyghur, Kazakh, dan anggota lain dari kelompok minoritas Muslim. di Xinjiang, sebagaimana dilansir dari Reuters pada Rabu, tanggal 23 Juni 2021.
Mereka mencatat beberapa perusahaan yang masuk dalam daftar hitam di Departemen Perdagangan adalah produsen utama silikon monokristalin dan polisilikon yang digunakan dalam produksi panel surya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menampik tuduhan genosida dan kerja paksa di Xinjiang. Dia mengatakan bahwa hal itu “hanyalah rumor dengan motif tersembunyi dan kebohongan yang benar-benar bohong.”
Sumber kedua mengatakan langkah itu tidak bertentangan dengan tujuan iklim dan dukungan Presiden Joe Biden untuk industri surya domestik.
Sebelumnya, Pemerintah AS mengumumkan target untuk memotong biaya energi surya, sebesar 60% dalam 10 tahun ke depan. Presiden Biden telah menetapkan tujuan jaringan listrik bersih 100% pada tahun 2035.
Hingga saat ini Amerika Serikat terus menyelidiki tuduhan kerja paksa oleh perusahaan China yang memasok polisilikon. Xinjiang menyumbang sekitar 45% dari pasokan polisilikon tingkat surya dunia, sebuah laporan oleh analis industri surya ditemukan.
Pemerintah asing dan aktivis hak asasi manusia mengatakan telah menjadi kekuatan dalam tindakan keras dan pengawasan terhadap Uighur di wilayah tersebut, menjalankan beberapa kamp penahanan. Departemen Keuangan AS tahun lalu memberi sanksi kepada XPCC karena pelanggaran hak serius terhadap etnis minoritas.”***
Sumber : Reuters