PARANGMAYA – Amerika Serikat, bertujuan untuk mendekarbonisasi jaringan listrik, dan sedang diperjuangkan oleh Presiden Joe Biden, agar dapat dicapai pada tahun 2035.
Amerika Serikat akan berjuang untuk memenuhi tujuan iklim Presiden Joe Biden untuk mendekarbonisasi jaringan listrik pada tahun 2035 karena teknologi dan kebijakan membutuhkan waktu untuk berkembang, kata konsultan sumber daya alam Wood Mackenzie, Kamis, tanggal 16 September 2021.
Tantangannya adalah justru pada jaringan listrik AS, yang kemungkinan besar hanya akan mendapatkan 66% energinya, dari sumber bebas emisi, seperti angin, matahari, hidrogen hijau, dan tenaga nuklir. Sedangkan pada saat bersamaan teknologi membutuhkan waktu untuk berkembang, kata Wood Mackenzie dalam sebuah laporan, sebagaimana dilansir dari Reuters pada Kamis, tanggal 16 September 2021.
Tujuan Biden masih penting dalam mendorong upaya untuk memerangi emisi yang menyebabkan perubahan iklim, kata David Brown, kepala pasar dan transisi Wood Mackenzie di Amerika.
“Bahkan mencapai target itu adalah hal yang sangat positif, dan itu akan mendorong perusahaan, dan pasar, ke tempat yang akan menjadi keuntungan bersih bagi emisi karbon dan akan mendorong transisi energi ke depan,” kata Brown.
Pengembangan teknologi yang terkait dengan tujuan Biden, akan memakan waktu. Salah satunya adalah memproduksi hidrogen dari tenaga yang dihasilkan, oleh ladang angin dan surya, untuk digunakan dalam bahan bakar sintetis. Atau untuk dibakar dalam boiler industri, dan menangkap emisi karbon dari pembangkit bahan bakar fosil sebelum mencapai atmosfer. Kurangnya jalur transmisi untuk mendapatkan listrik dari energi bersih di daerah pedesaan ke pusat-pusat populasi juga perlu diatasi, kata laporan itu.
“Kita dapat melakukan dua hal sekaligus: mencapai tujuan iklim kita sambil memastikan transisi energi adalah salah satu yang memperhitungkan kepentingan kelas menengah, yang mengalami perubahan harga energi secara langsung, dan memenuhi kebutuhan energi global seiring pemulihan ekonomi dari pandemi,” kata pejabat itu.***
Sumber : Reuters