PARANGMAYA – Gempa 7.2 SR Haiti telah merenggut 1.297 jiwa. Catatan penambahan jumlah korban jiwa ini diungkapkan pada Minggu. Bersamaan, ketika negara-negara tetangga, bergegas mengirim bantuan. Tim penyelamat juga bergegas, mencari dan menemukan korban selamat yang terkubur di bawah puing-puing, sebelum badai tropis melanda.
Tercatat gempa berkekuatan 7,2 pada hari Sabtu, telah menghancurkan ribuan rumah dan bangunan di negara Karibia.
Haiti barat daya yang terpantau menanggung dampak terberat, khususnya di wilayah kota Les Cayes dan sekitarnya. Badan Perlindungan Sipil Haiti mengatakan, jumlah korban bencana telah meningkat menjadi 1.297. Sedangkan rumah sakit yang masih berfungsi, sedang berjuang untuk menangani sekitar 5.700 orang terluka.
Penanganan dampak gempa di Haiti, diperburuk oleh pandemi virus corona. Ditambah, penurunan ekonomi parah, belum lagi diperparah oleh kekerasan geng yang sengit, dan krisis politiknya. Karena sekitar sebulan yang lalu, Presiden Haiti, Jovenel Moise dibunuh, tepatnya pada 7 Juli.
Gereja, hotel, rumah sakit, dan sekolah rusak parah atau hancur, sementara dinding penjara terkoyak oleh guncangan hebat yang mengguncang Haiti.
Di Les Cayes, sebuah kota pinggir laut berpenduduk sekitar 90.000 orang, Nampak tim penyelamat dengan topi merah, dan baju terusan biru, menarik mayat-mayat dari puing-puing bangunan yang kusut, sementara ekskavator mekanis kuning di dekatnya membantu memindahkan puing-puing.
“Kita harus bekerja sama untuk memberikan tanggapan yang cepat dan efektif terhadap situasi yang sangat serius ini,” kata Perdana Menteri Haiti Ariel Henry, yang terbang ke Les Cayes, sebagaimana dilansir dari Reuters pada Minggu, tanggal 15 Agustus 2021.
Negara-negara terdekat, termasuk Republik Dominika dan Meksiko, bergegas mengirim makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan melalui udara dan melintasi perbatasan darat Haiti.
Amerika Serikat mengirimkan pasokan penting, dan mengerahkan 65 orang tim pencarian dan penyelamatan perkotaan dengan peralatan khusus, kata Samantha Power, administrator Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Sementara dari Vatikan, Paus Fransiskus mendesak masyarakat internasional untuk segera menunjukkan dukungan. “Semoga solidaritas dari semua orang meringankan konsekuensi dari tragedi itu,” katanya kepada para peziarah dan turis pada pemberkatan hari Minggu di Lapangan Santo Petrus.
Pemerintah Haiti mengimbau kepada organisasi bantuan, agar tidak mendirikan kamp darurat. Pihak berwenang mendesak, agar mereka bekerja melalui kementerian perencanaan.
Mayoritas warga Haiti menghabiskan Sabtu malam, tidur di tempat terbuka. Mereka trauma, dengan ingatan terhadap guncangan gempa berkekuatan 7, pada 11 tahun lalu yang melanda dekat ke ibu kota Port-au-Prince.
Di bandara Port-au-Prince, pekerja bantuan internasional, dokter, dan petugas penyelamat menunggu untuk naik ke penerbangan ke Les Cayes. Helikopter Penjaga Pantai AS mengangkut yang terluka.
Upaya penyelamatan dan bantuan akan dipersulit oleh Badai Tropis Grace, yang diperkirakan akan melanda Haiti dengan hujan lebat pada Senin. Beberapa bagian Haiti juga berisiko terkena banjir bandang, kata Pusat Badai Nasional AS (NHC).
“Ribuan orang yang tidur di jalanan, akan terkena hujan deras di tengah meningkatnya risiko penyakit yang terbawa air, katanya.
Akses menuju ke daerah-daerah terdampak paling parah, diperumit oleh memburuknya hukum dan ketertiban. Kerena akses jalan utamanya dikuasai oleh geng.
Chandler mengatakan, perahu dan helikopter digunakan untuk membawa bantuan. Tapi, pemerintah sedang bekerja untuk membangun akses yang aman melalui jalan darat. Konvoi bantuan pertama, berhasil melalui darat ke wilayah Les Cayes.
“Yang fungsional menerima pasien yang melimpah, sehingga personel benar-benar kewalahan,” katanya.
Menyusul pembunuhan Moise, yang menurut pihak berwenang dilakukan oleh sekelompok tentara bayaran Kolombia. Perdana Menteri Henry mengatakan para pejabat akan mengadakan pemilihan presiden baru sesegera mungkin.
Haiti telah lama tidak stabil secara politik, dan warga Haiti juga menderita masalah yang berasal dari upaya bantuan internasional dan penempatan penjaga perdamaian selama dekade terakhir.
Skandal pelanggaran seksual yang berpusat di Oxfam International merusak catatan pekerja amal di Haiti, sementara wabah kolera yang terkait dengan pasukan penjaga perdamaian PBB menyebabkan ribuan kematian.
Bintang tenis Twitter Naomi Osaka, yang keluarga ayahnya berasal dari Haiti, mengungkapkan kesedihannya di Twitter, mengatakan dia akan memberikan semua hadiah uang yang dia menangkan di turnamen minggu depan untuk upaya bantuan.
“Aku tahu darah nenek moyang kita kuat,” katanya, “kita akan terus bangkit.”***
Sumber : Reuters