Pixabay_Ilustrasi Kapal Rongsok

Pixabay_Ilustrasi Kapal Rongsok

PARANGMAYA – Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana menolak intruksi China memindahkan kapal karam di di Laut China Selatan. Kapal tersebut berada di tempat tersebut sudah sejak 1999.

Kapal pendarat tank sepanjang 100 meter (330 kaki) dibangun untuk Angkatan Laut AS selama Perang Dunia Kedua.

“Kapal itu sudah ada sejak 1999. Kalau ada komitmen pasti sudah lama disingkirkan,” kata Lorenzana kepada wartawan.

Filipina telah berkomitmen untuk menghapus BRP Sierra Madre, yang sengaja didaratkan di beting Thomas Kedua pada tahun 1999 untuk memperkuat klaim kedaulatan Manila di kepulauan Spratly.

Sedangkan, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada hari Rabu mengatakan Beijing “menuntut pihak Filipina menghormati komitmennya dan menghapus kapalnya yang dikandangkan secara ilegal”.

Beting Thomas Kedua, 105 mil laut (195 km) dari Palawan, adalah rumah sementara dari kontingen kecil militer di atas kapal berkarat, yang terjebak di karang.

Lorenzana menuduh China “melanggar” ketika penjaga pantainya mengganggu misi pasokan untuk pasukan, sebagaimana dilansir dari Reuters pada tanggal 25 November 2021.

Baca juga:  Kazakhstan Angkat PM Baru dan Status Misi Pasukan Rusia

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan sebagai miliknya, menggunakan “sembilan garis putus-putus” pada peta yang menurut putusan arbitrase internasional pada tahun 2016 tidak memiliki dasar hukum.

Beting Thomas Kedua berada dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil laut Filipina, sebagaimana diuraikan dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), yang ditandatangani oleh China.

“Kami memiliki dua dokumen yang membuktikan bahwa kami memiliki hak berdaulat di ZEE kami sementara mereka tidak, dan klaim mereka tidak memiliki dasar,” katanya.

“China harus mematuhi kewajiban internasionalnya yang menjadi bagiannya.”

Presiden Rodrigo Duterte pada hari Senin mengatakan pada pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Presiden China Xi Jinping bahwa dia “membenci” tindakan China baru-baru ini di kawanan itu.***

Sumber : Reuters

Related Post