PARANGMAYA – Kepala Politik Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar mengatakan bahwa ujian sebenarnya dari pemerintahan akan dimulai dengan memenuhi harapan warga Afganistan. Dia mengatakan, setelah kelompok itu memasuki ibu kota Afghanistan, Kabul, dan menguasai istana presiden.
Mullah Abdul Ghani Baradar, yang mengepalai biro politik Taliban, mengatakan dalam sebuah pernyataan video singkat pada hari Minggu bahwa ujian, akan dimulai dengan memenuhi harapan warga Afghanistan, dan menyelesaikan masalahnya.
Mereka memasuki istana, setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri, dari negara itu di tengah kemajuan pesat Taliban, yang membuat kelompok itu merebut 26 dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan dalam waktu kurang dari dua minggu.
Sementara itu, Ghani mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di Facebook, bahwa dia melarikan diri untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.
“Taliban telah menang dengan pedang dan senjata mereka, dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pertahanan diri warga negara mereka,” katanya.
Taliban mengatakan, bahwa perang telah berakhir di Afghanistan, dan menyerukan hubungan damai dengan masyarakat internasional.
“Hari ini adalah hari besar bagi rakyat Afghanistan dan mujahidin. Mereka telah menyaksikan buah dari upaya dan pengorbanan mereka selama 20 tahun,” Mohammad Naeem, juru bicara kantor politik Taliban, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera pada minggu, tanggal 15 Agustus 2021.
“Terima kasih kepada Tuhan, perang di negara ini telah berakhir.”
Naeem mengatakan jenis dan bentuk rezim baru di Afghanistan akan segera dijelaskan, menambahkan bahwa Taliban tidak ingin hidup dalam isolasi dan menyerukan hubungan internasional yang damai.
“Kami telah mencapai apa yang kami cari, yaitu kebebasan negara kami dan kemerdekaan rakyat kami,” katanya. “Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah kami untuk menargetkan siapa pun, dan kami tidak ingin merugikan orang lain.”ungkapnya.
Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS mengatakan, akan mengambil langkah-langkah, untuk mengamankan bandara internasional Kabul. Upaya itu untuk membuka peluang keberangkatan yang aman, ribuan personel AS dan sekutunya dari Afghanistan melalui penerbangan sipil dan militer.
Dalam sebuah pernyataan bersama Minggu malam, badan-badan itu mengatakan kehadiran keamanan AS akan diperluas menjadi hampir 6.000 tentara selama dua hari ke depan, dengan “misi yang hanya berfokus pada memfasilitasi” keberangkatan. Mereka juga akan mengambil alih kontrol lalu lintas udara.
“Besok dan dalam beberapa hari mendatang, kami akan memindahkan ribuan warga Amerika yang telah tinggal di Afghanistan ke luar negeri, serta staf misi AS yang dipekerjakan secara lokal di Kabul dan keluarga mereka serta warga negara Afghanistan yang sangat rentan lainnya,” kata pernyataan itu.
“Dan kami akan mempercepat evakuasi ribuan warga Afghanistan yang memenuhi syarat untuk Visa Imigran Khusus AS, hampir 2.000 di antaranya telah tiba di Amerika Serikat selama dua minggu terakhir.”ungkapnya***
Sumber : Al Jazeera