Warning! Perubahan Iklim Global Telah Naikan Suhu Lebih Terik di Kota-Kota Seluruh Asia Timur

Pixabay_Ilustrasi Perubahan Iklim Global

Pixabay_Ilustrasi Perubahan Iklim Global

PARANGMAYA – Manajer Proyek Urgensi Iklim Greenpeace Asia Timur, Mikyoung Kim dan para ilmuwan menyoroti perubahan iklim, berakibat pada kenaikan suhu lebih terik, di kota-kota seluruh Asia Timur.

Greenpeace Asia Timur telah menemukan, bahwa  suhu terik lebih sering di kota-kota di seluruh Asia Timur. Kelompok lingkungan memperingatkan, bahwa perubahan ikim yang diawali dengan cuaca panas, berefek parah pada kehidupan masyarakat dan pertanian.

adsbygoogle


Para peneliti itu menganalisis data suhu dengan merujuk pada 57 kota diseluruh daratan Cina, Korea dan Jepang. Hasilnya, ditemukan, bahwa cuaca panas tiba lebih awal, pada 80 persen kota yang diteliti.

“Selama dua minggu terakhir kami telah melihat beberapa atlet Olimpiade pingsan karena serangan panas. Awal musim panas ini, suhu ekstrem di Guangdong, Cina memaksa pabrik-pabrik tutup, dan di Korea ratusan ribu ternak dilaporkan mati karena gelombang panas,” kata Mikyoung Kim, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera pada Kamis. tanggal 5 Agustus 2021.

Greenpeace, mengatakan peristiwa panas ekstrem itu bukan kebetulan, dan konsisten dengan perubahan iklim di kawasan itu.

“Suhu yang berbahaya hanya akan semakin sering terjadi kecuali pemerintah beralih dari bahan bakar fosil yang mencemari ke sumber energi yang lebih bersih, termasuk angin dan matahari,” katanya.

Efek panas yang ekstrim bisa diamati melalui belahan dunia dalam beberapa hari terakhir, mulai dari  kebakaran hutan yang melanda Turki, Yunani, dan Italia. Bahkan di Eropa selatan juga melahap daerah – daerah pemukiman.

Sebuah studi yang diterbitkan minggu lalu menemukan bahwa, lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam bencana terkait iklim, anatara lain (1) Gelombang panas yang memecahkan rekor (2) Kebakaran hutan di Australia dan Amerika Serikat. Para ilmuwan memperingatkan bahwa beberapa titik kritis pada perubahan iklim sekarang sudah dekat .

Kekhawatiran para ilmuwan juga diperkuat oleh Studi terbaru Greenpeace, mencakup 28 kota di China, 21 di Jepang dan delapan di Korea.

Tercatat 24 kota dari 28 kota di China yang diteliti, hari panas pertama tahun ini, diukur pada 30C (86F) atau lebih tinggi, tiba lebih awal untuk periode 2001-2020 dibandingkan dengan 20 tahun sebelumnya. Di kota Shanghai China, hari panas pertama tiba 12 hari lebih awal, sedangkan di Beijing tiba rata-rata 4,7 hari lebih awal.

Sedangkan di Tokyo dan Seoul, hari panas pertama tahun ini juga tiba rata-rata 11 hari lebih awal selama periode 2001-2020 dibandingkan dengan 20 tahun sebelumnya, kata laporan itu. Sementara itu, kota Sapporo di Jepang bergeser 23 hari ke depan – yang paling awal dari semua kota yang dicakup dalam penelitian ini.

Terkini

PARANGMAYA.COM – Kerajaan Maritim Majapahit bediri diantara beberapa prahara besar. Prahara yang melumat 2 kerajaan Jawa yaitu Singhasari dan Daha. Ditambah dengan pengusiran ekspansi imperium mongol ke tanah Jawa. Ketiga...