Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth yang juga ketua Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 62 2021 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI menjelaskan alasan pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Hal itu diungkapkan dia kepada siswa Lemhannas RI PPRA 66 2024 yang berkunjung ke gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (25/1).
Penjelasan itu sekaligus menjawab pertanyaan dari siswa Lemhanas RI PPRA 66 2024 dalam sesi diskusi. Alasan perpindahan ibukota negara yang dimaksud, yakni aspek ekologis, sosiologis, dan historis.
“Asal mulanya kita bisa pindah karena berdasarkan kajian, Jakarta ini kan tanahnya makin turun permukaannya. Kemudian juga sudah semakin padat (penduduk-Red), jadi harus ada solusi. Makanya, ibukota dipindahkan ke IKN. Ini juga impian dari Bung Karno. Proklamator kita memang ingin memindahkan ibukota ke Kalimantan,” ujar Kenneth.
Setelah tak lagi menyandang status ibukota negara, sambung Kenneth, Jakarta akan menjadi kota bisnis berskala global. Tak ubahnya seperti Sydney di Australia.
Sehingga perputaran modal akan terkonsentrasi di Jakarta. “Jakarta mungkin kayak Australia. Jakarta menjadi (seperti-Red) Sydney. Sydney kan before nya kan capital nya Australia,” tutur Kenneth.
Saat ini, tambah dia, Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meneruskan dan mewujudkan impian Presiden RI Soekarno untuk memindahkan ibukota.
Pada saat bersamaan, pemerintah juga menyiapkan regulasi yang diperlukan untuk Jakarta sebagai kota dengan kekhususan lain. “Nah Pak Presiden Jokowi itu meneruskan apa yang menjadi impian Presiden Bung Karno,” pungkas Kenneth. (DDJP/bad/rul)