Twitter_ Logo BI

Twitter_ Logo BI

PARANGMAYA – Direktur Eksekitif Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI, Donny Hutabarat mengatakan bahwa pada bulan April 2021 pada kuartal ke III, Bank Indonesia (BI) memastikan kerjasama local currency settlement (LCS). Jenis kerjasama ini, disebut juga dengan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dengan China.

Kerjasama ini bisa ditafsirkan sebagai jenis transaksi bilateral antara Indonesia dan China, dengan menggunakan mata uang Rupiah dan Yuan, dan tidak lagi menggunakan dolar Amerika Serikat.

Tujuan utama dari ,kerjasama ini untuk mendorong penggunaan mata uang lokal, dalam penyelesaian transaksi perdagangan bilateral dan investasi langsung. Saat ini pihak Bank Indonesia sedang dalam proses menyiapkan regulatornya.

Tak hanya itu, tujuan kerjasama ini juga untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. “Dengan China, kita sedang siapkan regulatornya. Juli atau kuartal III semoga bisa launching dan diterapkan,” ujarnya di Jakarta, pada Jumat, tanggal  25 Juni 2021.

Dia juga menguraikan bahwa minat para pelaku usaha maupun industri perbankan di Indonesia, tergolong tinggi untuk menerapkan LCS dengan China. Hal serupa juga diinginkan oleh pelaku usaha di China.

Baca juga:  Bravo! Greysia Polii/Apriyani Rahayu Berhasil Kalahkan Ganda Putri Korsel di Partai Semi Final Olimpiade Tokyo 2021

“Minat indikasi kalau kita diskuis dengan pelaku dan perbankan minatnya tinggi. Nanti dengan China saya rasa juga paling cepat penggunaan LCS,” tuturnya.

Pihak BI dalam melaksanakan Local Currency Settlement Framework (LCS Framework) sudah menggandeng empat bank sentral negara asia, yakni Bank Negara Malaysia (BNM), Bank Of Thailand (BOT), dan Bank Sentral Jepang.***

Related Post