PARANGMAYA – Ketua Dokter Indonesia Bersatu (DIB), Dokter Eva Sri Diana Chaniago terus mendesak pemerintah untuk membatalkan kebijakan tes PCR atau test PCR Gratis. Kali ini tak hanya menyuarakan di media sosial dan media mainstream. dr Eva juga ikut menyuarakan aspirasinya tersebut dengan menggelar unjuk rasa (28/10/2021)
Dia berharap aspirasinya diapresiasi oleh pihak pemerintah. Dia mengatakan “Semoga pemegang kebijakan terbuka hatinya, untuk lebih Pro Rakyat. Dia juga aktif mengajak warganet untuk ikut mendukung aspirasinya. Dia mengatakan “Ayo ramaikan tagar #PCRgratisAtauBatalkan,” tegasnya.
dr Eva mengajak piak pemerintah untuk langsung melihat situasi yang sesungguhnya dialami oleh masyarakat. Dia mengatakan “Wahai Penguasa,turun ke jalan. Lihat langsung rakyatmu, Jangan percaya data semu, Jika benar kalian cinta rakyat,”ungkapnya.
Hal ini dikatakan lewat akun media sosial twitter miliknya @_Sridiana_3va pada Jumat, tanggal 29 Oktober 2021.
Dia menutup cuitannya dengan pesan “Panjang Umur Perjuangan. dan “Salam Pengabdian tiada akhir,”tuturnya.
Pada awalnya, Inmendagri Nomor 53 Tahun 2021. Pasalnya dalam aturan yang mengatur, tentang PPKM Level 3, 2, dan 1 di Jawa dan Bali bahwa penumpang diwajibkan menunjukkan surat keterangan negatif COVID-19 dari hasil tes RT-PCR. Dan sampelnya diambil, dalam kurun waktu maksimal 2×24 jam sebelum keberangkatan.
Selanjutnya, tekanan publik atas pemberlakuan test PCR memasuki babak lanjutan, usai Presiden Joko Widodo meminta, untuk menurunkan harga tes PCR menjadi Rp 300.000. Dan durasi berlakunya menjadi 3×24 jam.
Pernyataan Presiden Jokowi tersebut, diutarakan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers, Senin (25/10/2021).
“Mengenai hal ini, arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp 300ribu dan berlaku selama 3×24 jam untuk perjalanan pesawat,” ucapnya.
Hal serupa juga pernah direspon oleh dr Eva. Dia mengatakan, agar pemerintah mempertimbangkan PCR gratis, karena tidak semua penumpang pesawat terkategori orang yang mampu. Sedangkan untuk penularan, justru perjalanan darat dan laut memiliki resiko penularan Covid-19 lebih besar dibandinglan pesawat. Karena durasi berkumpulnya penumpang di ruangan tertutup, jauh lebih lama dibandingkan dengan pesawat.
“Perjalanan darat & laut lebih lama sehingga resiko penularan covid lebih besar, dibanding naik pesawat. Karena berkumpulnya orang dalam satu ruangan tertutup lebih lama. Harga tiket pesawat lebih mahal, ditambah PCR makin mahal. Rakyat yang naik pesawat nda mulu orang kaya, jadi pertimbangkan PCR free,”katanya (24/10/2021).
Ayo ramaikan tagar #PCRgratisAtauBatalkan
Smoga pemegang kebijakan terbuka hatinya, untuk lebih Pro Rakyat🤲🏻
Wahai Penguasa,turun ke jalan
Lihat langsung rakyatmu
Jangan percaya data semu
Jika benar kalian cinta rakyatPanjang Umur Perjuangan✊🏻
Salam Pengabdian tiada akhir ✊🏻 https://t.co/0T4aqvbYqa— dr Eva Sri Diana Chaniago (@__Sridiana_3va) October 29, 2021
***
Sumber : Twitter