PARANGMAYA – Menkopolhukam, Mahfud MD meluruskan judul pemberitaan yang ditulis oleh salah satu media mainstream terkait statmennya. Dia mengatakan bahwa “Ini contoh PR yang salah fatal nulis berita,’ungkapnya.
Dia meluruskan bahwa “Yang benar: 86% para koruptor itu lulusan perguruan (PT). Bukan 86% lulusan PT koruptor.
Mahfud mengunggah ulang media yang memuat, judul pemberitaan yang menuliskan “Mahfud MD Sebut 86% Lulusan Perguruan Tinggi Jadi Maling Uang Rakyat, Alvin Lie : Kenapa menyalahkan”.
Dia mengatakan bahwa redaksi judul di pemberitaan tersebut, merupakan kesalahan fatal dalam menulis. Karena bukan 86% Lulusan Perguruan Tinggi koruptor. Namun, terbalik bahwa 86% para koruptor tersebut adalah lulusan Perguruan tinggi.
Dia meluruskan redaksi judul pemberitaan tersebut, lewat akun twitter pribadinya @mohmahfudmd pada Kamis, tanggal 21 Oktober 20021.
Mahfud menguraikan penjelasannya bahwa, jumlah koruptor sebanyak 1.298 orang, dan jumlah lulusan Perguruan tinggi sebanyak 17.06 juta orang.
Dengan demikian, jika dibandingkan antara jumlah koruptor lulusan Perguruan Tinggi dengan jumlah total lulusan Perguruan tinggi, maka prosentasenya kurang dari 1%.
“Ini contoh PR yg salah fatal nulis berita. Yg benar: 86% para koruptor itu lulusan perguruan (PT). Bukan 86% lulusan PT koruptor. Jumlah koruptor itu 1298 org; sedang lulusan PT 17,06 juta orng. Jd kalau dikaitkan dgn jumlah lulusan PT sekuruhnya yg jd koruptor tak sampai 1%,”paparnya.
Sebelumnya, pemberitaan tersebut memuat cuitan antara Mahhfud MD dan pemilik akun @alvinlie21.
Perkataan Mahfud MD yang mengatakan “berdasar data 86% koruptor lulusan PT sehingga PT didakwa gagal mendidik. Namun sebenarnya kemajuan Indonesia di berbagai bidang karena PT,” tulisnya.
Pernyataan tersebut dikomentari, oleh akun @alvinlie21 dengan mengatakan “kenapa menyalahkan perguruan tinggi prof @mohmahfudmd? berapa%lulusan Perguruan Tinggi yang menjadi koruptor?,”balasnya.
Mahfud menjelaskan, bahwa kontek keutuhan dari pernyataannya adalah, ketika sedang kuliah umum di USN.
Pada kuliah itu, berbicara tentang Peran Perguruan Tinggi (PT) dalam Penguatan Wawasan Kebangsaan. Diantara statmennya adalah memeparkan data 86% koruptor adalah lulusan Perguruan Tinggi, akibatnya timbul hipotesis bahwa Perguruan Tinggi “didakwa gagal mendidik,”katanya.
Pada waktu yang sama, Mahfud juga mengungkap tentang perananan penting Perguruan Tinggi terhadap kemajuan Indonesia
“Pak Alvin lepas konteks dari keutuhan statement. Sy kuliah umum di USM ttg Peran Perguruan Tinggi (PT) dlm Penguatan Wawasan Kebangsaan. Sy bilang, berdasar data 86% koruptor lulusan PT shg PT didakwa gagal mendidik. Namun sebenarnya kemajuan Indonesia di berbagai bidang krn PT,”jelasnya.
Mahfud juga menguraikan dalam kuliah tersebut, bahwa “PT adalah salah satu pintu kemajuan bangsa. Karena banyak PT, kita pny ahli di berbagai bidang: kelautan, kehutanan, kedokteran, diplomasi, pertahanan, IT, dll. Tp akibat sampingnya pelaku korupsi bnyk yg lulusan PT. Maka penguatan wawasan kebangsaan di PT sangat penting. Itu konteksnya,”bebernya.
Ini contoh PR yg salah fatal nulis berita. Yg benar: 86% para koruptor itu lulusan perguruan (PT). Bukan 86% lulusan PT koruptor. Jumlah koruptor itu 1298 org; sedang lulusan PT 17,06 juta orng. Jd kalau dikaitkan dgn jumlah lulusan PT sekuruhnya yg jd koruptor tak sampai 1%👇🏿👇🏿 pic.twitter.com/cBaJF4vHQ4
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) October 21, 2021
Pak Alvin lepas konteks dari keutuhan statement. Sy kuliah umum di USM ttg Peran Perguruan Tinggi (PT) dlm Penguatan Wawasan Kebangsaan. Sy bilang, berdasar data 86% koruptor lulusan PT shg PT didakwa gagal mendidik. Namun sebenarnya kemajuan Indonesia di berbagai bidang krn PT. https://t.co/CgkqA4jWRN
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) October 20, 2021
***
Sumber : Twitter