PARANGMAYA – Begawan Ekonomi, Rizal Ramli menyoroti pernyataan Menkeu Sri Mulyani dalam sebuah pemberitaan yang berjudul ” Sri Mulyani Sebut Utang Negara Tinggi Karena Warisan Masa Lalu”.
Rizal langsung memberi tanggapan singkat sebelum memberi penjelasan lanjutan. Dia mengatakan tanda tedeng aling-aling “Makin ngawur Ngeles kok kebangetan,”katanya.
Dia menekankan dengan pernyataan “anda kuasa kok untuk benahi ! Malah + utang gila2an,”ungkapnya.
Baca Juga:
Rizal menjelaskan bahwa dalam tradisi negara yang demokratis, memang sah-sah saja menyalahkan pemerintahan sebelumnya. Namun, hal itu maksimal hanya berlaku selama 6 bulan awal kepemimpinan. Selebihnya, pemerintahan baru yang bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan tata kelola negara, karena mereka yang memegang mandat kekuasaannya. Sehingga “ndak bisa lagi terus nyalahin pemerintah sebelumnya,”tegasnya.
“Makin ngawur Ngeles kok kebangetan. Dalam tradisi negara demokratis, jika anda berkuasa boleh menyalahkan pemerintahan aebelumnya maks 6 bulan. Setelah itu, ndak bisa lagi terus nyalahin pemerintah sebelumnya, anda kuasa kok untuk benahi ! Malah +utang gila2an,”ungkapnya.
Sebelumnya, Rizal juga menyoroti besaran hutang negara sudah mencapai sepertiga dari total APBN. Dia menerangkan bahwa, pada tahun ini pokok hutang yang harus dibayar mencapai sekitar 400 Triliun. Sedangkan bunga hutangnya sebesar 370 Triliun.
“Jadi tahun ini untuk bayar pokok pinjaman saja sebesar 400 triliyun dan bunganya sekitar 370 Triliyun, jadi 770 triliyun untuk bayar pokok dan bunga bank tahun ini, dan itu sepertiga dari total APBN.