PARANGMAYA – Museum Ilmu Pengetahuan Alam Argentina, mengumumkan bahwa kerangka fosil berusia 150 juta tahun, yang ditemukan di pegunungan Chili selatan ditetapkan sebagai nenek moyang buaya modern.
Fosil nenek moyang buaya itu termasuk Spesies, bernama Burkesuchus mallingrandensis. Kerangkanya ditemukan pada tahun 2014 di deposit fosil Andes, dekat kota Patagonia Mallin Grande oleh peneliti Argentina dan Chili. Sejak saat itu, dimulailah analisis di Museum Ilmu Pengetahuan Alam Argentina (MACN) di Buenos Aires.
Pihan musium menambahkan, bahwa spesimen itu merupakan “kakek” buaya saat ini dan seharusnya memungkinkan para ilmuwan memahami bagaimana mereka berevolusi.
Hipotesis dari Para ilmuwan fosil itu, akan membantu memahami evolusi reptil ini, yang berubah dari terestrial menjadi akuatik. Bersama dengan fosil lainnya, penemuan ini mendukung gagasan bahwa Amerika Selatan adalah tempat lahirnya evolusi buaya.
Diperkirakan sekitar 200 juta tahun yang lalu, “buaya lebih kecil, dan tidak hidup di air. Ahli paleontologi selalu ingin tahu seperti apa transisi itu,” Federico Agnolin, yang menemukan spesimen itu, sebagaimana dilansir dari Reuters pada Jumat, tanggal 23 Juli 2021.
“Apa yang Burkesuchus tunjukkan adalah serangkaian sifat unik, yang tidak dimiliki buaya lain karena merekalah yang pertama kali mulai masuk ke air, ke air tawar,” katannya.
Berdasarkan penilaian MACN, buaya muncul pada awal periode Jurassic, sekitar waktu dinosaurus pertama. Selanjutnya beberapa juta tahun kemudian mereka masuk ke air, berkat keberadaan laut yang hangat dan dangkal. Amerika Selatan terkenal dengan kekayaan fosil buaya lautnya.***
Sumber : Reuters