Pixabay_Ilustrasi Anak Palestina

Pixabay_Ilustrasi Anak Palestina

PARANGMAYA – Aktivis organisasi B’Tselem membeber rekaman penggeledahan, oleh tentara pendudukan Israel atas rumah warga Palestina di Hebron. Tanyangan video tersebut menunjukkan Tentara Israel, memaksa membangunkan puluhan anak-anak yang sedang tidur, agar mau berbaris sesuai perintahnya. beberapa diantaranya gemetar dan menangis.

Tentara pendudukan Israel memasuki rumah rumah keluarga Dana pada tengah Malam pada bulan September 2021.

Video tersebut menayangkan, para orang tua sedang menenangkan anak-anaknya, dan menuruti semua perintah tentara Israel. Ke-13 anak di bawah umur, semuanya berada di taman kanak-kanak, dan sekolah dasar . Semuanya dipaksa berdiri di luar dalam barisan.

Para prajurit memerintahkan anak-anak untuk “mengatakan keju”. Orang tua mereka memprotesnya, tapi tentara tak menggubrisnya dan tetap memerintahkan anak-anak untuk melakukannya, dan mereka terpaksa menurut, sebagaimana dilansir dari Quds News Network pada tanggal 17 November 2021.

Tentara Israel mengkalim bahwa kejadian tengah malam di rumah Dana itu, karena ada insiden pelemparan batu, meskipun dia tidak memberikan rincian tentang anak mana yang dicurigai melakukannya, kata surat kabar Israel Haaretz.

Baca juga:  Kebakaran di California Melahap 1.500 Hektar Picu Evakuasi, Begini Penampakannya !

Menurut Yedioth Ahronoth, Pasukan Pendudukan Israel mengatakan bahwa perilaku petugas itu “tidak pantas,” termasuk “komentarnya atas insiden itu.”. Tidakan memotret dan merekam anak di bawah umur adalah ilegal, bagi tentara Israel.

“Petugas itu ditegur atas perilakunya, dan prosedur akan dipertajam di antara pasukan untuk mencegah terulangnya insiden serupa,” kata IOF.

IOF juga mengangkat insiden pelemparan batu, mengklaim tindakan petugas itu dimaksudkan untuk membantu mengidentifikasi tersangka Palestina yang melemparkan batu ke arah pemukiman ilegal Israel di Kiryat Arba yang berada di pinggiran Hebron.

Kelompok hak asasi manusia B’Tselem mengatakan bahwa rekaman itu menggambarkan “betapa sewenang-wenang rutinitas kehidupan warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan terganggu, dan betapa mudahnya tentara melanggar hak-hak mereka.”

“Tampaknya bagi tentara, semua orang Palestina, termasuk anak laki-laki dan perempuan usia sekolah dasar, adalah penjahat potensial – mereka diizinkan membangunkan mereka kapan saja di malam hari, memasuki rumah mereka dan melakukan barisan.”

Baca juga:  Sandiaga Uno Bersama Kahmi Preneur Kembali Membuka Beasiswa Gelombang ke II Untuk Anak Pedagang Kaki Lima

Sumber : Quds News Network

Related Post