PARANGMAYA – Abu Nawas bernama asli Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami. Tokoh ini identik dengan kejenakaan dan kecerdasannya dalam melayangkan kritik kepada penguasa. Lewat sajak-sajaknya yang sarat dengan nilai sprirtual, dengan cita rasa kemanusiaan dan keadilan.
Dia dilahirkan pada 145 H (747 M) di kota Ahvaz, di negeri Persia (Iran sekarang). Ayahnya berdarah Arab, sedangkan ibunya berdarah Persia. Ayahnya, Hani Al-Hakam, merupakan anggota legiun militer Marwan II. Sementara ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol.
Sejak kecil ia sudah yatim, dan ibunya membawanya ke Bashrah (Irak). Di kota inilah Abu Nawas belajar berbagai ilmu pengetahuan.
Abu Nawas berguru sastra Arab kepada Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah. Sedangkan guru Al-Qurannya adalah Ya’qub Al-Hadrami. Dalam Ilmu Hadits, berguru kepada Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said Al-Qattan, dan Azhar bin Sa’ad As-Samman.
Suatu hari dia mendapatkan pertanyaan yang nyleneh dari seorang muridnya.
Murid : Wahai guru, mungkinkah manusia bisa menipu Tuhan? .
Abu Nawas : Mungkin.
Murid : Bagaimana caranya?.
Abu Nawas : Dengan merayuNya melalui pujian dan doa.
Murid : Ajarkanlah doa itu padaku wahai guru.” pintanya.
Abu Nawas : Ini Doanya :
إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً # وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ # فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ العَظِيْمِ
Ilahi lastu lilfirdausu ahla # Wala aqwa ‘alannaril jahiimi
Fahab li taubatan waghfir dzunubi # Fainnaka ghofirudzambi ‘adziimi
Artinya : Wahai Tuhanku, Aku bukanlah ahli surga Aku juga tidak kuat dalam neraka.
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar.
ذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ # فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَلِ
وَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ # وَذَنْبيِ زَئِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ
Dzunu bii mislu a’dadirrimali # Fahab lii taubatan yaa dza jalali
Wa umrii na qishu fii kulli yaumi # Wa dzambi ja idun kaifah timaali
Artinya : Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan.
Umurku berkurang setiap hari sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya.
إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَا أَهْلٌ # فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ
Ilahii ‘abduka ‘ashii ataaka # Muqiron bidzzuunuubi wa qod da ‘aka
Fain taghfir fa anta lidza ahlu # Fa in tathrud faman nar juu siwaaka
Artinya : Wahai, Tuhanku! Hamba Mu yang durhaka telah datang kepada Mu
dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu.
Maka jika Engkau mengampuni, Engkaulah pemilik ampunan
tetapi jika Engkau menolak, kepada siapa lagi aku mengharap selain kepada Engkau?***