PARANGMAYA – Tokoh Papua, Christ Wamea menyoroti regulasi wacana radikalisme, yang kerap dilontarkan oleh beberapa pejabat publik di beberapa sendi kehidupa sosial.
Christ menuliskan narasinya pada platform media sosial twitter di akun pribadinya @PutraWadapi pada Sabtu, tanggal 18 September 2021.
Dia menyoroti wacana radikalisme, yang kerap diucapkan oleh para pejabat publik. Dia memberikan ilustrasi singkat, ketika pejabatnya berkunjung ke Pondok Pesantren, maka pesantrennya disinyalir ada bibit radikalisme.
Saat pejabat publiknya mengunjungi kampus, kampus disinyalir ada bibit radikalisme. Bahkan, ketika pejabat publiknya bicara tentang BUMN, mereka juga sibuk menangkal BUMN dari radikalisme. Padahal, masalah utama dari BUMN saat ini adalah kerugian BUMN itu sendiri.
Christ menambahkan, wanita muslim memakai jiblab dan santri penghafal Al-Quranpun, juga ikut jadi topik permasalahan. Sehingga dia menyebutkan hal ini dengan istilah Rezim Radikalisme.
“Rezim radikalisme. Pejabatnya kunjungan ke pesantren, pesantrennya ada bibit radikalisme. kunjungan ke kampus, kampusnya ada bibit radikalisme. BUMN sibuk menangkal radikalisme padahal masalah utama adalah BUMN merugi. Wanita muslim pake jilbab & santri penghafal Qu’ran pun dimasalahkan,”tegasnya.
Rezim radikalisme. Pjbtnya kunjungan ke pesantren, pesantrennya ada bibit radikalisme. kunjungan ke kampus, kampusnya ada bibit radikalisme. BUMN sbk menangkal radikalisme padahal mslh utama adlh BUMN merugi. Wanita muslim pake jilbab & santri penghafal Qu'ran pun dimasalahkan.
— Christ Wamea (@PutraWadapi) September 18, 2021
***
Sumber : Twitter