Twitter_Roy Suryo

Twitter_Roy Suryo

PARANGMAYA – Pakar Telematika, Roy Suryo kembali menggarisbawahi bahwa “Dokumenter Sejarah th 1965 dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) adalah asli. Dia menegaskan kembali kepada publik, bahwa konten didalamnya adalah orisinal atau asli.

Roy mengatakan bahwa ” Tokoh-tokoh didalamnya jelas bukan Pemain/Aktor, semuanya ASLI, Naratornya juga Resmi,”tegasnya.

Penegasan tersebut, ditulis dalam akun twitter pribadinya @KRMTRoySuryo2 pada Jumat, tanggal 24 September 2021.

Dia merasa geli, ketika ada yang menanyakan “dokumenter produksi tahun 2001 tersebut”.

Sebagai informasi, Presiden RI ke lima adalah Megawati Soekarno Putri, dan Wakil Presiden Hamzah Haz untuk periode tahun 2001 – 2004. Beliau menggantikan KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke empat.

“Sekali lagi saya posting Dokumenter Sejarah th 1965 dari ANRI (Arsip Nasional RI), Namanya Dokumentasi Negara ya Tokoh2 didalamnya jelas bukan Pemain/Aktor, semuanya ASLI, Naratornya juga Resmi. Lucu juga ada yang menanyakan produksi th 2001 tsb, Presidennya siapa saat itu? AMBYAR,”tegasnya.

Sedangkan dokumenter ANRI (Arsip Nasional RI), berdurasi 2 menit 19 detik tersebut, memuat tentang sejarah tahun 1965, bersamaan dengan terjadinya peristiwa G30S/PKI, dan lahirnya Supersemar.

Baca juga:  Indonesia Akan Dapatkan Keuntungan dari Proyek Ambisius Senilai 17 Miliar Dollar, Untuk Pemasangan Kabel Listrik Arus Searah (HVDC), Simak Detil Keterangannya Disini !

Adapun isi verbatim utuh dari naratorny adalah sebagai berikut :

“Pada tahun 1965 dikabarkan bahwa kesehatan Presiden Soekarno memburuk, sementara itu terjadi pertentangan yang semakin tajam antara pihak militer. Khususnya Angkatan Darat dengan PKI, dengan tersebarnya Dokumen Gilchrist. Sir Andrew Gilchrist adalah duta besar Inggris, di Indonesia tahun 1965. Yang menurut dokumen itu mendukung sekelompok jendral yang akan melakukan kudeta, jika Soekarno meninggal dunia,”ungkap dalam naratornya.

“Sekelompok Resimen Cakrabirawa, pasukan pengawal presiden pimpinan Letnal Kolonel Untung melancarkan, gerakan melawan apa yang disebut, sebagai Dewan Jendral. Peristiwa itu akhirnya dikenal sebagai Gerakan 30 September PKI. yang membawa korban 7 Perwira Angkatan Darat, terdiri dari 6 orang Jendral dan seorang perwira,”lanjutnya.

“Sementara itu kedudukan Soekarno semakin tipis, karena militer dan mahasiswa menuduh ia dibalik percobaan kup. Yang meminta korban para Jendral, pimpinan teras Angkatan Darat,”jelasnya.

“Dengan Sponsor kelompok militer, setelah pemakaman Pahlawan Revolusi. Mahasiswa meningkatkan Aksinya, yang menuntut Soekarno diadili. Dalam suasana penuh konflik itu, Soekarno tidak henti-hentinya memperingatkan “Agar tetap dijaga persatuan, tidak ikut menyalahkan PKI secara hitam putih, dan menghentikan pembunuhan kepada orang-orang yang dituduh PKI”. Sebaliknya pendukung Soekarno menunjukkan kesetiannya mendukung Bung Karno. Sehingga sering adu kekuatan dilapangan.

Baca juga:  Polisi Aceh Jaya Berhasil Meringkus 11 Orang Pembunuh 5 Ekor Gajah Sumatra

“Pada tanggal 11 maret 1966, seluarlah apa yang dinamakan Surat Perintah Sebelas Maret, yang memberikan wewenang kepada Soeharto untuk memulihkan keamanan,”tuturnya.

Belakangan sejumlah pihak menganggap bahwa, Dokumen Gilchrits dipalsukan oleh agen Ceko di bawah kendali Jenderal Agayant dari dinas intelijen Rusia, atau Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB). Sebagaimana dilansir dari lipi.go.id pada tanggal 30 September 2010 dengan judul artikel “Peristiwa “G30S – Agen Ceko Berperan dalam Pembuatan Dokumen Gilchrist”.

Artikel Halaman Depan terbitan LIPI pada tanggal 30 September 2010, dengan link berita : http://lipi.go.id/berita/peristiwa-g30s—agen-ceko-berperan-dalam-pembuatan-dokumen-gilchrist/4720

LIPI_Dokumen Gilchrist

Baca juga:  Hastag Cilacap Jadi Trending Topik, Netizen Ramai-Ramai Posting Video Tangki Pertamina yang Kebakaran !

***

Sumber : Twitter

Related Post