PARANGMAYA – Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar menolak keras Mustafa Kemal Atatürk digunakan sebagai nama jalan di DKI Jakarta. Hal ini disampaikan ketika mereaksi sebuah pemberitaan yang berjudul “Wagub Riza Beber Alasan Ataturk Bakal Jadi Nama Jalan di DKI”.
Musni menjelaskan bahwa sosok Mustafa Kemal Atatürk adalah simbol dari sekularisme dan anti Islam di Turki. Dia menilai nama tersebut tidak sepatutnya diabadikan di Ibukota. Karena negara Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dia menyatakan sikapnya tersebut lewat akun twitter pribadinya @musniumar pada Minggu, tanggal 17 Oktober 2021.
“Maaf saya menolak keras Ataturk dibuatkan nama jalan di Jakarta. Mustafa Kemal Ataturk adalah simbol sekularisme dan anti Islam di Turki yg tdk pantas diabadikan di Ibukota negara yg berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa (Psl 29 ayat (1) UUD 45),”ungkapnya.
Sebelumnya, Ahmad Riza Patria selaku Wakil Gubernur DKI Jakarta, menjelaskan alasan rencana penamaan salah satu ruas jalan di Ibu Kota dengan nama tokoh sekuler Turki, yaitu Mustafa Kemal Atatürk. Pemberian nama salah satu ruas jalan, menggunakan nama tersebut, merupakan bagian dari kerja sama Indonesia dan Turki.
“Jadi sama-sama ini Insya Allah bagian dari kerja sama antara Indonesia dan pemerintah Turki,” katanya, Minggu (17/10).
Maaf saya menolak keras Ataturk dibuatkan nama jalan di Jakarta. Mustafa Kemal Ataturk adalah simbol sekularisme dan anti Islam di Turki yg tdk pantas diabadikan di Ibukota negara yg berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa (Psl 29 ayat (1) UUD 45) https://t.co/8gSp1AqFkY
— Musni Umar (@musniumar) October 17, 2021
***
Sumber : Twitter