PARANGMAYA – Surat Al Mulk memiliki keistimewaan, sebagaimana yang diungkapkan dalam tafsir Ibnu Katsir. Surat tersebut memiliki arti etimologi yaitu kerajaan. Surat ini dalam Al-Quran berada pada runutan no 67 dengan jumlah ayat sebanyak 30.
Ayat ini dimasukkan dalam kategori surat Makkiyyah. Dan diturunkan sesudah Surat Ath-Thur.
Keistimewaan dari surat ini diantaranya adalah merujuk pada hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad yang mengatakan “Maka Allah berfirman: “Sekarang pergilah kamu, sesungguhnya Aku telah menyerahkannya kepadamu dan Aku memberi izin kepadamu untuk memberi syafaat buatnya.”.
Maka Surat itu kembali dan mengusir malaikat penanya, lalu lelaki itu bangkit dalam keadaan senang hati tanpa mengalami suatu siksaan pun dari malaikat tersebut.
Surat Al Quran yang diceritakan dalam riwayat Imam Ahmad tersebut, tak lain adalah Al Mulk.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Muhammad dan Ibnu Jafar. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syubah, dari Qatadah, dari Abbas Al-Jusyami, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw, yang telah bersabda:
«إِنَّ سُورَةً فِي الْقُرْآنِ ثَلَاثِينَ آيَةً شَفَعَتْ لِصَاحِبِهَا حَتَّى غُفِرَ لَهُ: تَبارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ»
Sesungguhnya di dalam Al-Quran terdapat suatu surat berisikan tiga puluh ayat dapat memberi syafaat bagi pembacanya hingga ia mendapat ampunan, yaitu Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku (surat Al-Mulk).
Arbaah telah meriwayatkan hadis ini melalui Syubah dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan.
Al-Hafiz ibnu Asakir dalam kitab tarikhnya, Bab “Biografi Ahmad ibnu Nasr ibnu Ziad alias Abdullah Al-Qurasyi An-Naisaburi Al-Muqri Az-Zahid Al-Faqih” salah seorang yang berpredikat siqah yang riwayatnya diambil oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, tetapi dalam kitab selain Sahihain. Imam Turmuzi telah meriwayatkan pula darinya, demikian juga ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah, dan darinya dia memahami mazhab Abu Ubaid ibnu Harbawaih, dan telah meriwayatkan pula darinya sejumlah ulama berikut sanadnya melalui hadisnya, dari Furat ibnus Sa-ib, dari Az-Zuhri, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa:
Rasulullah Saw. Pernah bersabda, bahwa sesungguhnya ada seorang lelaki dari kalangan umat sebelum kalian meninggal dunia, sedangkan tiada sesuatu pun dari Kitabullah yang dihafalnya selain dari Tabaraka.
Ketika lelaki itu diletakkan di dalam kuburnya, malaikat penanya datang. Maka surat Tabaraka menghalang-halanginya sehingga malaikat itu berkata, “Sesungguhnya engkau adalah salah satu dari Kitabullah, dan aku tidak suka membuatmu tidak senang, tetapi aku tidak mempunyai kuasa bagimu, bagi dia dan juga bagi diriku terhadap suatu kemudaratan dan juga suatu kemanfaatan.
Jika engkau hendak membela orang ini, maka menghadaplah kepada Allah Swt. dan mintalah syafaat dari-Nya buat dia.”
Maka surat itu berangkat menuju ke hadirat Allah Swt, lalu berkata memohon, “YaTuhanku, sesungguhnya si Fulan dengan sengaja memilihku di antara Kitab-Mu, lalu ia mempelajariku dan membacaku serta menghafalku. Maka apakah Engkau akan membakarnya dengan api, sedangkan aku berada di dalam rongganya? Jika Engkau hendak mengazabnya, maka hapuskanlah terlebih dahulu aku dari Kitab-Mu.” Allah berfirman, “Aku lihat engkau marah.”.
Surat itu menjawab, “Sudah seharusnya aku marah.” Maka Allah berfirman, “Sekarang pergilah kamu, sesungguhnya Aku telah menyerahkannya kepadamu dan Aku memberi izin kepadamu untuk memberi syafaat buatnya.”
Maka Surat itu kembali dan mengusir malaikat penanya, lalu lelaki itu bangkit dalam keadaan senang hati tanpa mengalami suatu siksaan pun dari malaikat tersebut (Episode -1).
Sumber : Tafsir Ibnu Katsir